Curug Cilengkrang Pesona Alam Nan Memukau - Bandung
SUBHANALLOH….mungkin itulah ucapan yang cocok saat menjajagi area objek wisata ini. Di tengah gempuran pemanasan global yang mengancam bumi, kota Bandung masih menyimpan sejumlah wisata alam yang memiliki potensi luar biasa dalam melawan cuaca ekstrim yang terjadi akhir-akhir ini.
Tepatnya di kaki Gunung Manglayang terdapat sebuah objek wisata air terjun atau dalam bahasa Sunda dinamakan curug. Air yang mengalir masih terlihat alami dan segar karena langsung dari mata air Gunung Manglayang. Curug tersebut terletak di Desa Cilengkrang Kabupaten Bandung. Warga setempat menamainya dengan Curug Cilengkrang sesuai nama desanya.
Objek wisata dikelola oleh Perum Perhutani guna menjaga kelestarian alamnya. Dengan membayar Rp. 5000,- saja wisatawan akan menikmati seluruh fasilitas yang ada di objek wisata ini. Dijamin deh, suasana semrawut perkotaan akan hilang begitu saja ketika berkunjung ke objek wisata ini.
Bila di perkotaan wisatawan jarang menemui pepohonan yang sejuk untuk berteduh dari panasnya sengatan matahari, di kawasan objek wisata ini wisatawan akan merasakan keindahan pesona alam yang ditawarkan Curug Cilengkrang. Selain air terjunnya, objek wisata ini menawarkan sejumlah eksotisme alam yang mampu membuat wisatawan terkagum-kagum melihatnya. Pepohonan yang rindang disertai landscape yang indah, wisatawan akan berlama-lama diam di objek wisata ini.
Bang Jack panggilan akrabnya, ia adalah petugas Perhutani yang sejak Tahun 2002 ditugaskan menjaga kawasan wisata alam Curug Cilengkrang. Ditemani rekannya Odad, menuturkan bahwa objek wisata ini paling memukau dibandingkan dengan objek wisata alam lainnya. Selain jauh dari pabrik-pabrik industri yang dapat mencemari lingkungan, objek wisata Curug Cilengkrang juga menyuguhkan panorama alam yang mempesona.
Tak jarang wisatawan dari Jakarta, Banten, Cirebon, serta kota-kota lainnya sering mengunjungi objek wisata ini. ”Awalnya hanya coba-coba membuka objek wisata ini. Namun semakin lama respon masyarakat akan objek wisata Curug Cilengkrang sangat bagus. Insya Alloh mulai bulan Maret 2011 objek wisata ini akan dilengkapi dengan fasilitas mushola dan saung bambu yang mampu menunjang sarana, prasarana yang ada seperti toilet dan warung makan,“ tutur Bang Jack.
Selain untuk berwisata, kawasan Curug Cilengkrang juga kerap dijadikan camping ground bagi para pecinta alam. Seperti kata pepatah Sunda dulu, tong sompral mun nincek ka leuweung atau dalam bahasa Indonesianya jangan takabur kalau berada di hutan. Ada beberapa pantangan yang harus dijalani apabila masuk ke kawasan Curug Cilengkrang, jangan merusak kelestarian alam yang terdapat di objek wisata ini. Yang terpenting, wisatawan atau pun pecinta alam, dilarang menabuh alat musik seperti kendang, drum dan sejenisnya. Kecuali dalam acara adat yang dilakukan masyarakan sekitar yang dinamakan Mapag Hujan saat musim kemarau yang berkepanjangan. Masyarakat sekitar percaya, apabila upacara adat menabuh alat musik di kawasan objek wisata ini akan mendatangkan hujan besar.
Terdapat lima air terjun yang dapat dinikmati wisatawan. Pertama, wisatawan akan menikmati Curug Batu Peti. Dinamakan batu peti karena di sekitar air terjun ini terdapat seonggok batu yang menonjol berbentuk sebuah peti. Menurut masyarakat sekitar, konon di dalam batu tersebut terdapat berbagai benda pusaka peninggalan sejarah yang sengaja disimpan di dalam batu tersebut oleh pemiliknya. Wallohu’alam ….
Setelah berjalan beberapa meter dengan mendaki bukit, wisatawan akan menemukan air terjun kedua yang dinamakan Curug Papak. Namun, untuk wisatawan yang hendak menikmati air terjun ini, harus ekstra hati-hati karena jalan yang dilalui cukup licin dan agak curam. Apabila terus berjalan mengikuti jalan setapak yang ada, wisatawan akan melihat air terjun ketiga yang diberi nama Curug Batu Panganten.
Konon, air terjun ini dulu dipakai sebagai tempat mandinya sepasang pengantin yang hendak mengarungi bahtera rumah tangga yang baru dengan duduk di atas batu yang tepat berada di bawah air terjun tersebut. Percaya atau tidak, masyarakat sekitar masih menganggap kalau air terjun tersebut akan memberikan berkah terhadap pengantin baru yang mau berendam di sana. Sebelum mencapai air terjun berikutnya, wisatawan diharapkan waspada karena di dalam objek wisata ini masih terdapat binatang liar seperti babi hutan.
Selanjutnya, wisatawan akan menikmati segarnya air terjun yang ke empat yang dinamakan Curug Kacapi. Beberapa wisatawan yang pernah mengunjungi objek wisata ini, bila kebetulan melewati air terjun yang satu ini, suka terdengar suara dentingan dari alat musik kecapi. Namun, hingga kini masyarakat atau pun wisatawan yang mendengar alunan musik tersebut tidak pernah mengetahui sumber suara itu.
Nah, untuk air terjun terakhir atau yang ke lima merupakan induk dari air terjun sebelumnya yang dinamakan sesuai nama objek wisata ini yaitu Curug Cilengkrang. Letaknya yang lumayan jauh dari pintu masuk utama, membuat air terjun ini terlihat eksotis. Sebelumnya wisatawan harus berjalan kaki beberapa kilometer untuk mencapai lokasi ini. Tinggi air terjun ini mencapai 8 meter dengan debit air yang cukup deras. Diusahakan wisatawan yang hendak mencapai air terjun ini ditemani pemandu wisata.
Untuk wisatawan yang hendak berendam tak perlu khawatir, karena kedalaman arus air terjun ini hanya 1 meter saja. Namun harus tetap hati-hati. Bagi wisatawan yang belum berkunjung ke objek wisata ini, segeralah bawa sanak keluarga atau teman-teman anda untuk bersama-sama menikmati wisata alam yang disuguhkan oleh Sang Pencipta.
Tepatnya di kaki Gunung Manglayang terdapat sebuah objek wisata air terjun atau dalam bahasa Sunda dinamakan curug. Air yang mengalir masih terlihat alami dan segar karena langsung dari mata air Gunung Manglayang. Curug tersebut terletak di Desa Cilengkrang Kabupaten Bandung. Warga setempat menamainya dengan Curug Cilengkrang sesuai nama desanya.
Objek wisata dikelola oleh Perum Perhutani guna menjaga kelestarian alamnya. Dengan membayar Rp. 5000,- saja wisatawan akan menikmati seluruh fasilitas yang ada di objek wisata ini. Dijamin deh, suasana semrawut perkotaan akan hilang begitu saja ketika berkunjung ke objek wisata ini.
Bila di perkotaan wisatawan jarang menemui pepohonan yang sejuk untuk berteduh dari panasnya sengatan matahari, di kawasan objek wisata ini wisatawan akan merasakan keindahan pesona alam yang ditawarkan Curug Cilengkrang. Selain air terjunnya, objek wisata ini menawarkan sejumlah eksotisme alam yang mampu membuat wisatawan terkagum-kagum melihatnya. Pepohonan yang rindang disertai landscape yang indah, wisatawan akan berlama-lama diam di objek wisata ini.
Bang Jack panggilan akrabnya, ia adalah petugas Perhutani yang sejak Tahun 2002 ditugaskan menjaga kawasan wisata alam Curug Cilengkrang. Ditemani rekannya Odad, menuturkan bahwa objek wisata ini paling memukau dibandingkan dengan objek wisata alam lainnya. Selain jauh dari pabrik-pabrik industri yang dapat mencemari lingkungan, objek wisata Curug Cilengkrang juga menyuguhkan panorama alam yang mempesona.
Tak jarang wisatawan dari Jakarta, Banten, Cirebon, serta kota-kota lainnya sering mengunjungi objek wisata ini. ”Awalnya hanya coba-coba membuka objek wisata ini. Namun semakin lama respon masyarakat akan objek wisata Curug Cilengkrang sangat bagus. Insya Alloh mulai bulan Maret 2011 objek wisata ini akan dilengkapi dengan fasilitas mushola dan saung bambu yang mampu menunjang sarana, prasarana yang ada seperti toilet dan warung makan,“ tutur Bang Jack.
Selain untuk berwisata, kawasan Curug Cilengkrang juga kerap dijadikan camping ground bagi para pecinta alam. Seperti kata pepatah Sunda dulu, tong sompral mun nincek ka leuweung atau dalam bahasa Indonesianya jangan takabur kalau berada di hutan. Ada beberapa pantangan yang harus dijalani apabila masuk ke kawasan Curug Cilengkrang, jangan merusak kelestarian alam yang terdapat di objek wisata ini. Yang terpenting, wisatawan atau pun pecinta alam, dilarang menabuh alat musik seperti kendang, drum dan sejenisnya. Kecuali dalam acara adat yang dilakukan masyarakan sekitar yang dinamakan Mapag Hujan saat musim kemarau yang berkepanjangan. Masyarakat sekitar percaya, apabila upacara adat menabuh alat musik di kawasan objek wisata ini akan mendatangkan hujan besar.
Terdapat lima air terjun yang dapat dinikmati wisatawan. Pertama, wisatawan akan menikmati Curug Batu Peti. Dinamakan batu peti karena di sekitar air terjun ini terdapat seonggok batu yang menonjol berbentuk sebuah peti. Menurut masyarakat sekitar, konon di dalam batu tersebut terdapat berbagai benda pusaka peninggalan sejarah yang sengaja disimpan di dalam batu tersebut oleh pemiliknya. Wallohu’alam ….
Setelah berjalan beberapa meter dengan mendaki bukit, wisatawan akan menemukan air terjun kedua yang dinamakan Curug Papak. Namun, untuk wisatawan yang hendak menikmati air terjun ini, harus ekstra hati-hati karena jalan yang dilalui cukup licin dan agak curam. Apabila terus berjalan mengikuti jalan setapak yang ada, wisatawan akan melihat air terjun ketiga yang diberi nama Curug Batu Panganten.
Konon, air terjun ini dulu dipakai sebagai tempat mandinya sepasang pengantin yang hendak mengarungi bahtera rumah tangga yang baru dengan duduk di atas batu yang tepat berada di bawah air terjun tersebut. Percaya atau tidak, masyarakat sekitar masih menganggap kalau air terjun tersebut akan memberikan berkah terhadap pengantin baru yang mau berendam di sana. Sebelum mencapai air terjun berikutnya, wisatawan diharapkan waspada karena di dalam objek wisata ini masih terdapat binatang liar seperti babi hutan.
Selanjutnya, wisatawan akan menikmati segarnya air terjun yang ke empat yang dinamakan Curug Kacapi. Beberapa wisatawan yang pernah mengunjungi objek wisata ini, bila kebetulan melewati air terjun yang satu ini, suka terdengar suara dentingan dari alat musik kecapi. Namun, hingga kini masyarakat atau pun wisatawan yang mendengar alunan musik tersebut tidak pernah mengetahui sumber suara itu.
Nah, untuk air terjun terakhir atau yang ke lima merupakan induk dari air terjun sebelumnya yang dinamakan sesuai nama objek wisata ini yaitu Curug Cilengkrang. Letaknya yang lumayan jauh dari pintu masuk utama, membuat air terjun ini terlihat eksotis. Sebelumnya wisatawan harus berjalan kaki beberapa kilometer untuk mencapai lokasi ini. Tinggi air terjun ini mencapai 8 meter dengan debit air yang cukup deras. Diusahakan wisatawan yang hendak mencapai air terjun ini ditemani pemandu wisata.
Untuk wisatawan yang hendak berendam tak perlu khawatir, karena kedalaman arus air terjun ini hanya 1 meter saja. Namun harus tetap hati-hati. Bagi wisatawan yang belum berkunjung ke objek wisata ini, segeralah bawa sanak keluarga atau teman-teman anda untuk bersama-sama menikmati wisata alam yang disuguhkan oleh Sang Pencipta.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment