Pesona Obyek Wisata 1001 Malam Ada di Mesjid Agung Tuban - Tuban
Tuban, kabupaten yang terletak di wilayah pesisir utara Jawa memiliki banyak cerita sejarah yang belum terungkap. Salah satunya adalah keberadaan Masjid Agung Tuban. Masjid yang dibangun pada 1894 Masehi itu memiliki arsitektur unik.
Bangunan masjid terdiri dari tiga bangunan berjajar memanjang dari utara ke selatan. Bangunan utama, misalnya memiliki ukuran paling besar dengan pintu masuk utama tepat di tengah bangunan.
Pintu masuk utama itu juga diperkuat dengan ornamen yang dilengkapi pilar-pilar yang kokoh. Adapun ukuran dua bangunan pendukung hanya separuh bangunan utama.
Dua bangunan pendukung itu terletak di sebelah kanan serta kiri bangunan utama yang masing-masing dilengkapi sebuah pintu masuk. Tepat di depan dua bangunan pendukung, juga dibangun kubah yang tingginya tidak melampaui tiga bangunan masjid. Dua kubah itu juga difungsikan sebagai tempat wudu.
Kini, jika diperhatikan lebih terperinci, setelah direnovasi tahun 2004, masjid tersebut memiliki ciri tersendiri. Bentuk bangunannya terdiri dari dua bagian, serambi dan ruang salat utama. Bentuknya tidak terpengaruh dengan bentuk masjid di Pulau Jawa pada umumnya yang memiliki atap bersusun tiga. Arsitektur masjid justru dipengaruhi corak Timur Tengah, India dan Eropa.
Bahkan, sekilas bangunannya mirip dengan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Saat masjid Tuban direnovasi total, tidak banyak perlengkapan pendukung masjid yang tersisa. Hanya beberapa yang kini tersimpan di Museum Kambang Putih. Diantaranya sebuah beduk besar dengan diameter 0,5 meter dan panjang 1,5 meter, sebuah marmer persegi berukuran 0,5 meter, sebuah mimbar, satu brankas besi baja buatan Jerman, dan jeruji mirip sel tahanan.
Jeruji mirip sel tahanan itu ditemukan di sebelah utara halaman depan, persisnya di samping Kantor Pos Besar saat ini. Adapun brankas buatan Jerman itu ditemukan di bawah fondasi bangunan lama yang digali saat renovasi dilakukan. Namun, tidak diketahui secara persis kegunaan brankas baja dengan ukuran sekitar 1 meter persegi tersebut, termasuk korelasi dengan jeruji besi yang diletakkan pada halaman depan masjid.
Masjid Jami’ Tuban atau yang lebih dikenal dengan Masjid Agung Tuban berdiri di Kelurahan Kutorejo, Kota Tuban, dibangun tahun 1894 pada masa pemerintahan Bupati ke-34 Adipati Arya Koesoemodigdo
Bangunan masjid terdiri dari tiga bangunan berjajar memanjang dari utara ke selatan. Bangunan utama, misalnya memiliki ukuran paling besar dengan pintu masuk utama tepat di tengah bangunan.
Pintu masuk utama itu juga diperkuat dengan ornamen yang dilengkapi pilar-pilar yang kokoh. Adapun ukuran dua bangunan pendukung hanya separuh bangunan utama.
Dua bangunan pendukung itu terletak di sebelah kanan serta kiri bangunan utama yang masing-masing dilengkapi sebuah pintu masuk. Tepat di depan dua bangunan pendukung, juga dibangun kubah yang tingginya tidak melampaui tiga bangunan masjid. Dua kubah itu juga difungsikan sebagai tempat wudu.
Kini, jika diperhatikan lebih terperinci, setelah direnovasi tahun 2004, masjid tersebut memiliki ciri tersendiri. Bentuk bangunannya terdiri dari dua bagian, serambi dan ruang salat utama. Bentuknya tidak terpengaruh dengan bentuk masjid di Pulau Jawa pada umumnya yang memiliki atap bersusun tiga. Arsitektur masjid justru dipengaruhi corak Timur Tengah, India dan Eropa.
Bahkan, sekilas bangunannya mirip dengan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Saat masjid Tuban direnovasi total, tidak banyak perlengkapan pendukung masjid yang tersisa. Hanya beberapa yang kini tersimpan di Museum Kambang Putih. Diantaranya sebuah beduk besar dengan diameter 0,5 meter dan panjang 1,5 meter, sebuah marmer persegi berukuran 0,5 meter, sebuah mimbar, satu brankas besi baja buatan Jerman, dan jeruji mirip sel tahanan.
Jeruji mirip sel tahanan itu ditemukan di sebelah utara halaman depan, persisnya di samping Kantor Pos Besar saat ini. Adapun brankas buatan Jerman itu ditemukan di bawah fondasi bangunan lama yang digali saat renovasi dilakukan. Namun, tidak diketahui secara persis kegunaan brankas baja dengan ukuran sekitar 1 meter persegi tersebut, termasuk korelasi dengan jeruji besi yang diletakkan pada halaman depan masjid.
Masjid Jami’ Tuban atau yang lebih dikenal dengan Masjid Agung Tuban berdiri di Kelurahan Kutorejo, Kota Tuban, dibangun tahun 1894 pada masa pemerintahan Bupati ke-34 Adipati Arya Koesoemodigdo
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment